Oktober 2015


Tingkatkan Kemampuan Membaca Siswa Dengan Metode E-Learning

Bagi sebagian orang membaca adalah kegiatan yang membosankan. apalagi pembaca lambat mereka menggap hanya buang-buang waktu untuk membaca artikel yang begitu bnnyak nian terpapar dalam sebuah buku maupun dari presentasi salah satu narasumber, masalah ini melanda tak hanya pada siswa yang notabene masih berusia belia namun rekan-rekan guru pun tak ternampikkan masalah seperti ini ada saja.

Harus diakui selama ini, kebanyakan guru Guru Kelas lebih sering dan banyak menggunakan metode konvensional dalam pelaksanaan pembelajaran, khususnya pembelajaran membaca pemahaman. Sumber bacaan diperoleh dari buku teks atau paket, atau bahkan LKS yang telah disediakan sekolah.
Pada pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode konvensional, guru lebih banyak mendominasi, sementara siswa terkesan pasif dan hanya mendengar dan menerima yang diperintahkan oleh guru. Kalimat perintah, seperti buka halaman sekian, baca dalam hati kemudian jawab pertanyaan bacaan sesuai dengan isi bacaan sudah terbiasa didengar oleh siswa sejak SD. Tentu saja, hal ini menjadikan siswa bosan dan makin menurunkan minat baca mereka. Terlebih lagi, guru tidak menyadarinya selama ini, dan terus saja berlangsung tanpa solusi yang pasti.
Sebenarnya banyak sekolah yang sudah melengkapi fasilitas belajar yang berkaitan dengan elektronik guna membantu proses pembelajaran, khususnya di sekolah-sekolah negeri dan swasta. Namun sayang,  terkadang hal ini diabaikan oleh kebanyakan guru yang masih menganggap sulit dan merepotkan dengan istilah gaptek atau gagap teknologi. Akibatnya, banyak fasilitas yang telah tersedia mubazir dan tidak terpakai karena tak dimanfaatkan fungsi dan peranannya. Terlebih lagi, sudah banyak siswa yang membawa laptop sebagai penunjang belajar mereka yang tentu saja sebenarnya menguntungkan bagi guru bahasa Indonesia  yang tidak perlu repot lagi menggunakan laboratorium media informatika yang juga sering digunakan oleh guru TIK.
Lihat Contoh Media Pembelajaran E-Learning 

E-learning merupakan suatu teknologi
Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.36 Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning.

Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan secara ‘synchronously’ (pada waktu yang sama) ataupun ‘asynchronously’ (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan kemudahan untuk ‘discussion group’ dengan bantuan profesional dalam bidangnya.

Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu kelas ‘tradisional’, dosen/guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah siswa. siswa mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan ‘memaksa’ siswa  memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Siswa membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.

Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukanpertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.


Tiga Skenario Kemdikbud Atasi Gangguan Asap

Asap tebal yang menyelimuti sebagian Republik Indonesia menjadi perhatian khusus pada bidang pendidikan, hal ini dikarenakan tebalnya kabut asap sangat mengganggu kesehatan manusia tak terkecuali kesehatan siswa pada dunia pendidikan.

Himbauan dan arahan dari stakeholder terkait mengingatkan kadar ISPU asap pada suatu daerah yang jika melebih ambangnya maka sekolah harus diliburkan untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi pada kesehatan akibat kabut asap ini.

Persoalan atau solusi akan kabut asap ini tidak serta merta menjadi solusi yang klop untuk meliburkan sekolah, yang jadi pertanyaan bagaimana proses belajar mengajarnya? sejauh mana ketinggalan materi dalam pembelajaran dan tentunya memiliki dampak pada Ujian Sekolah/UN, UAS serta lainnya.

Strategi kemdikbud perlu kita perhatikan bersama, dalam surat edaran yang telah di kirim ke dinas-dinas pendidikan tiap daerah jelasnya ada tips khusus kemdikbud untuk mewujudkan solusi-solusi baru akan dampak lainnya dari hilangnya proses kegiatan belajar mengajar dan materi pelajaran yang terabaikan akaibat kabut asap ini.




Diharapkan, dengan adanya skenario tersebut ketuntasan belajar siswa tercapai. Merekapun terhindar dari gangguan asap yang semakin mengkhawatirkan

Forum Ilmiah Guru Jenis dan Karakteristiknya

Berbagai jenis forum ilmiah yang kita ketahui merupakan salah satu bagian unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan atau PKB bagi guru, tahukah bapak ibu apa itu forum ilmiah ?
Forum Ilmiah merupakan tempat, wadah atau wahana melakukan kegiatan presetasi ilmiah, begitu banyak jenis forum ilmiah yang mesti bapak ibu ketahui dari tujuan dan maksud pelaksanaannya.

Forum ilmiah dalam skala terbatas ini bisa saja terjadi misal seorang guru melakukan presentasi pada makalahnya pada kegiatan Kelompok Kerja Guru/KKG maupun MGMP, kegiatan ini dapat menjadi suatu latihan bagi guru kelak nantinya pada kalangan yang lebih luas
Baca Juga Cara Menulis Karya Ilmiah yang baik dan benar

Mengenal forum ilmiah guru ini cukup penting kiranya dari setiap kita akan, sedang dan tengah mengikuti kegiatan forum ilmiah tersebut, nah untuk itu mari kita simak satu persatu.

Forum Ilmiah Guru Nama dan maksud tujuannya sebagai berikut:
1. Seminar
Seminar, forum ilmiah yang membahas suatu permasalahan yang dikemas dalam satu tema besar seminar. Tema besar tersebut dapat diperinci menjadi beberapa topik pembahasan. Dengan demikian, proses seminar diawali dengan presentasi dari pemakalah utama yang bersifat umum untuk membahas tema besar seminar, kemudian diikuti dengan presentasi dari pemakalah topik-topik khusus.  biasanya diikuti dengan diskusi-diskusi antar peserta dan pemakalah
Tujuan seminar adalah untuk mencari suatu pemecahan atau mencapai suatu kesepakatan sehingga biasanya diakhiri dengan kesimpulan, keputusan bersama, bahkan resolusi atau rekomendasi.

2. Lokakarya
Lokakarya atau workshop merupakan forum ilmiah yang membahas suatu karya. Lokakarya seringnya diawali dengan presentasi tentang suatu karya atau cara menghasilkan karya oleh pemakalah dan dilanjutkan dengan kegiatan menghasilkan karya.
Tujuan lokakarya atau workshop adalah menghasilkan karya atau produk misalnya proposal penelitian, model pembelajaran, dan sebagainya.

3. Simposium
Simposium biasanya menunjukan atau menampilkan topik permasalahan yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau dari berbagai aspek oleh para ahli.  Pembicara dalam simposium terdiri atas pembahas utama dan presenter banding yang memberikan pandangan dari sudut pandang berbeda atau dari aspek yang berbeda.  Dalam simposium, moderator juga diperlukan untuk mengatur jalannya diskusi dan tanya jawab, yaitu setelah presentasi oleh berbagai pihak selesai baru kemudian peserta diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, tanggapan atau sanggahan.
Tujuan simposium adalah memperoleh pemahaman yang benar dan lengkap mengenai suatu topik.

4. Konferensi

Konferensi merupakan Forum pertemuan ilmiah yang berisi diskusi tentang satu persoalan yang dihadapi bersama, misalnya konferensi tentang bahaya narkoba bagi siswa.

Tujuan konferensi adalah untuk memperoleh solusi atas persoalan tersebut yang menjadi kesepakatan dan komitmen bersama.

Kesulitan Belajar Siswa SD Bagaimana Peran Guru Kelas Dalam Menanganinya
Dalam suatu mapel atau mata pelajaran harus diyakini lebih dominan kejadian pada mata pelajaran yang tersajikan oleh guru ada saja siswa atau salah satu siswa yang mengalami kesulitan belajar, atau kesulitan menerima apa yang kita sampaikan, yah bahasa lazimnya terjadinya kesulitan belajar pada siswa yang harus kita ketahui, apa itu Kesulitan Belajar ? ciri-ciri dan penanganannya jika terjadi pada siswa Bapak/Ibu sekalian.

Children - primary school age children assume that learning should be at school and
given by the teachers rather than by the parents, so that this assumption is no longer willing to lead children to learn at home. Children - children still assumes that learning is an activity that is boring, because it should be prosecuted (both parents and teachers) to always learn and task - the task given by the teacher

Jika kita artikan
Anak – anak usia sekolah dasar menganggap bahwa belajar itu harus di sekolah dan

diberikan oleh guru bukan oleh orang tua, sehingga anggapan ini mengakibatkan anak tidak mau lagi belajar di rumah. Anak – anak masih menganggap bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang membosankan, karena harus dituntut (baik orangtua maupun guru) untuk selalu belajar dan mengerjakan tugas - tugas yang diberikan oleh guru

Masalah – masalah atau hambatan dalam belajar itu tidak hanya dialami oleh murid – murid yang
terbelakang saja. Tetapi juga dapat menimpa yang pandai atau yang cerdas.
a. Pada dasarnya masalah belajar dapat di golongkan menjadi :
  • Sangat cepat dalam belajar.
  • Keterlambatan akademik: murid – murid yang memiliki intelgensi normal tapi tidak
  • bisa memanfaatkan secara baik .
  • Lambat belajar: yaitu murid – murid yang tampak memiliki kemampuan yang kurang
  • memadai.
  • Kurang motivasi belajar: murid – murid yang kurang semangat dalam belajar.
  • Sikap dan kebiasaan buruk dalam belajar.
  • Kehadiran di sekolah
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi nya
a. Internal mencakup
⇒ Kondisi fisik, ( seperti kesehatan organ tubuh )
⇒ Kondisi psikis ( seperti kemampuan intelktual )
⇒ Emosional dan kondisi sosial ( seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan )

Learning disabilities are problems faced by individuals associated with
belajar.Menurut activity (Grossman, 2001) learning difficulties is a condition where
a feat not achieved in accordance with standard criteria that have been ditetapkan.Senada with
it is, Sugihartono, et al. (2007) explains that the difficulty of learning is a
symptoms appear on the learner characterized by learning achievement
low or below a predetermined norms

Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat
otoriter akan menimbulkan suasana tegang, hubungan guru siswa menjadi kaku,
keterbukaan siswa untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran
itu menjadi terbatas.
Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan
belajar – mengajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar
mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu:
  • a. Mengarahkan siswa agar lebih mandiri
  • b. Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa.
  • c. Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan.

Perkembangan Kemampuan Intelektual Keragaman Peserta Didik Berdasarkan Ciri-Cirinya

Menurut piaget, pada tahap operasional konkrit pada usia anak 5-7 tahun anak dapat berpikir secara logis mengenai segala sesuatu pada umumnya mereka berusia ini hingga 11 tahun.
Berpikir Operasional anak-anak dapat menggunakan simbol, melakukan berbagai bentuk kegiatan operasional, yaitu kemampuan aktifitas mental sebagai kebalikan aktifitas jasmani.

Kita flash back Jean Piaget membagi perkembangan kognitif atas empat fase:
1. Sensor Motorik (0,0-2,0)
2. Pra Operasional (2,0-7,0 tahun)
3. Operasional Konkret  (7,0 -11;0 tahun)
4. Operasional Formal (11,0-15, 0 tahun)

Perkembangan Intelektual sangat bergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani pergaulan dan pembinaan orang tua, jika terjadi gangguan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan.

Perkembangan Emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru disekolah, perbedaan emosional ini juga bisa dilihat berdasarkan ras, budaya,etnik dan bangsa.

Perkembangan Emosional juga dipengaruhi dengan adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh.  Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak.
Misal, Sangat di manjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya, akan tetapi sikap orang tua tersebut sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum sekalipun kesalahan anak hanya sepele

Memahami Karakteristik Peserta Didik Usia Sekolah Dasar Pembahasan Kisi-Kisi UKG

Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosialemosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya. hal ini pun menjadi dasar Uji Kompetensi Guru/UKG
Karakteristik Anak Didik Sekolah Dasar Menurut Nasution (1993 : 44)

 masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga sebelas atau duabelas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap dan tingkah lakunya. Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto (1990 : 119) sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Tetapi dia tidak berani mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya, masa ini dapat diperinci menjadi dua fase, yakni : 1.    
Masa Kelas Rendah Sekolah Dasar Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah sebagai berikut :
 a)      Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
 b)      Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
c)      Adanya kecenderungan memuji sendiri.
 d)      Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu dirasainya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e)      Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.
f)       Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.


Menjelaskan tahapan perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik

Perkembangan Fisik Perkembangan fisik peserta didik usia SD/MI meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan. Perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak menentukan ketrampilan anak bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan mempengaruhi cara memandang dirinya sendiri dan orang lain, yang berdampak dalam melakukan penyesuaian dengan dirinya dan orang lain.

Menjelaskan implikasi prinsip-prinsip perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik terhadap pendidikan

Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD/MI lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa sebelumnya (masa bayi dan TK awal) dan sesudahnya (masa puber dan remaja). Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap anak tidak sama, ada yang berlangsung cepat, sedang atau lambat. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak antara lain:
1.   Pengaruh keluarga 
a.   Faktor keturunan Membuat anak menjadi gemuk dari pada anak lainnya. Perbedaan ras suku bangsa (orang Amerika, Eropa, dan  Australia cenderung lebih tinggi dari pada orang Asia).

b.  Faktor lingkungan Akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan anak tersebut. Lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.
 c.  Jenis Kelamin Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun.
d.   Gizi dan kesehatan Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya dan relatif lebih cepat mencapai masa puber dibandingkan dengan anak yang bergizi kurang. Anak yang sehat dan jarang sakit biasanya mempunyai tubuh sehat dan lebih berat dibanding dengan anak yang sering sakit.
 e.   Status sosial dan ekonomi Fisik anak dari kelompok ekonomi rendah cenderung lebih kecil dibandingkan dengan keluarga ekonomi cukup atau tinggi. Keadaan status ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam memberi makan, gizi dan pemeliharan kesehatan serta kegiatan pekerjaan yang dilakukan anak.

 f.   Gangguan Emosional Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenalin yang berlebihan. Hal ini menyebabkan berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar pituitary, akibatnya anak mengalami keterlambatan perkembangan memasuki masa puber. Bagi anak usia SD atau MI, reaksi yang diperlihatkan orang lain terutama oleh teman-teman sebayanya terhadap ukuran dan proporsi tubuhnya mempunyai makna penting. Apabila ukuran-ukuran dan proporsi tubuh anak berbeda jauh dengan teman sebayanya anak akan merasa kelainan, tidak mampu dan rendah diri.

Membedakan berbagai jenis kecerdasan peserta didik berdasarkan ciri-cirinya
Selain itu, struktur pengetahuan juga menjelaskan tentang tingkat kecerdasan peserta didik pada usia SD. Dengan adanya beberapa kecerdasan tiap individu, maka memungkinkan terjadinya kecerdasan ganda (multiple intelligence),  sehingga perlu diadakannya semacam tes untuk mengetahui tingkat intelegensi tiap individu yang biasa disebut dengan IQ (Intelligence Quotient). IQ merupakan hasil bagi usia mental dengan usia kronologis atau kalender dikalikan seratus. Dengan berpegang pada satuan ukuran IQ, maka kecerdasan dikategorikan dalam tabel berikut (Sukmadinata, 2003):

IQ Kategori 140-…… Genius
130-139 Sangat cerdas 1
20-129 Cerdas
110-119 Di atas normal
90-109 Normal
80-89 Di bawah normal
70-79 Bodoh
50-69 Debil
 25-49 Imbecil

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek atau kecerdasan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek peserta didik usia SD atau MI, antara lain:
1.    Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan indera dalam perjalanannya ke otak (kesadaran).
2.    Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan memahami sesuatu.
3.    Kesempatan belajar yang diperoleh anak.
4.    Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak mendapat pengalaman seara tidak langsung dari orang lain atau informasi dari buku.
5.    Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.

6.    Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. Dalam perkembangan intelek, dapat juga terjadi
 kendala dan berbahaya yang mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan, di antaranya:
1.    Kelambanan perkembangan otak yang dapat mempengaruhi kemampuan bermain dan belajar di sekolah serta penyesuaian diri dan sosial anak, yang dikarenakan oleh tingkat kecerdasan di bawah normal dan kurangnya mendapat kesempatan memperoleh pengalaman.

 2.    Konsep yang salah yang disebabkan oleh informasi yang salah, pengalaman terbatas, mudah percaya, penalaran yang keliru, dan imajinasi yang sangat berperan, pemikiran tidak realistis, serta salah menafsirkan arti. Kesulitan dalam membenarkan konsep yang salah dan tidak relistik. Hal ini biasanya berkenaan dengan konsep diri dan sosial yang bisa membingungkan anak.


Cara Menulis Karya Ilmiah Yang Baik Dan Benar

Seorang guru dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan/PKB harus memenuhi unsur ini dalam kenaikan pangkat dan jabatan tertentu seperti sebelumnya lihat petunjuk pelaksana kenaikan pangkat dari segala ketentuan tersebut ada baiknya kita mempelajari lebih awal petunjuk tentang penulisan karya ilmiah yang baik dan benar sesuai aturan yang berlaku. Banyak hal yang dasar dari sebuah karya ilmiah. misal PTK /Penelitian Tindakan Kelas, Skripsi, Tesis, Disertasi dsb.

Memang jika kita telah mengetahui struktur karya ilmiah yang baik maka akan terasa mudah menyusun komponen-komponen penting dalam sebuah karya ilmiah yang kami jabarkan sebagai berikut:
  • Bagian dalam tulisan ilmiah, antara lain:
  • Judul tulisan
  • Nama dan alamat penulis
  • Abstrak
  • Pengantar
  • Permasalahan penelitian
  • Bahan dan cara penelitian
  • Hasil
  • Pembahasan
  • Simpulan
  • Ucapan terima kasih
  • Daftar pustaka
  • Daftar Isi
Kita rincikan satu persatu sebagai berikut:
1. Judul Tulisan
  • Judul dibuat lebih spesifik yang menggambarkan isi tulisan.
  • Judul hendaknya jangan terlalu panjang.
  • Judul tidak boleh mengandung singkatan.
  • Judul tidak harus berupa kalimat lengkap
2. Nama dan Alamat Penulis
Pada jurnal ilmiah gelar akademik tidak dicantumkan. Apabila terdapat lebih dari satu penulis, maka penulis yang kontribusinya lebih banyak diletakkan di urutan pertama. Alamat posel (e-mail) juga lazim digunakan.

3. Abstrak 
Abstrak tulisan ilmiah harus:
1. Menyatakan tujuan utama dan skop penelitian,
2. Menerangkan bahan dan metoda yang dipakai,
3. Meringkas hasil,
4. Menyatakan simpulan utama.

4. Pengantar
Pengantar harus mengandung empat hal pokok:
1. Sifat dan permasalahan yang akan diteliti
2. Tinjauan kepustakaan
3. Cara dan bahan penelitian
4. Hasil penelitian

Pengantar harus memuat jawaban atas pertanyaan apa (what), di mana (where), kapan (when), mengapa (why) dan bagaimana (how).

Akhir-akhir ini penipisan lapisan ozon telah menyebabkan masuknya sinar matahari ke bumi tidak tersaring (kondisi tidak stabil). Akibatnya, kita kan menanggung tingginya insiden kanker dan biaya medis (kerugian akibat kondisi tidak stabil).

Pernyataan solusi masalah, misalnya:
Kita dapat mencegah akibat-akibat ini bila kita melarang pemakaian bahan kimia yang mendegredasi lapisan ozon (solusi).

5. Permasalahan Penelitian
Penegasan permasalah yang ditulis dalam pengantar. Bahasan konteks harus lebih luas.

6. Bahan 
Dalam bahan penelitian harus disebutkan:
a. Asal penelitian
b. Jumlah penelitian
c. Waktu pendataan bahan
Jika penelitian menggunakan subjek manusia, maka diperlukan persetujuan dari yang bersangkutan

7. Cara Penelitian (Metodologi)
Harus memperhatikan fakta (reliabilitas) dan keaslian data (validitas).
Reliabilitas adalah kemampuan mengukur untuk mendapatkan hasil yang konsisiten.
Validitas menunjukkan bahwa ukuran pada dasarnya mengukur pokok-pokok yang akan diukur.

8. Hasil
  • Hanya memuat hasil penelitian saja.
  • Tidak memuat interpretasi dan diskusi.
  • Berisi fakta berupa tabel, gambar, grafik dalam teks.
  • Dimulai dengan deskripsi sampel, misalnya jumlah dan ketegori sampel, dan pemaparan hasil penelitian dengan menggunakan lambang dan bilangan.
Misalnya:
Ceria menonton film Harriet the spy sampai sepuluh kali karena senang dengan alurnya.Di antara 50 penggali pada penggalian situs arkeologi di Sangiran, 3 orang bergelar Profesor, 5 orang bergelar Doktor, 7 orang bergelar Sarjana Utama, sedangkan lainnya bergelar Sarjana, Sarjana Muda, dan lulusan SMU.
9. Pembahasan
Elemen yang biasa dimuat dalam pembahasan adalah:
1. Tinjauan penemuan
2. Pertimbangan tentang penemuan dalam kaitannya dengan penelitian terdahulu yang relevan.
3. Implikasi penemuan dengan teori/pustaka acuan
4. Pemeriksaan terhadap hasil yang mendukung dan tidak mendukung hipotesis
5. Keterbatasan studi yang berakibat pada simpulan dan generalisasi studi.
6. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
7. Implikasi studi untuk praktek atau studi terapan (opsoinal).

Contoh.
Penemuan letak carries pada akar gigi geraham bawah pada pengunyah daun koka dalam penelitian ini kosisten dengan laporan Turner (1993) yang menemukan kerusakan alveolar pada gigi-gigi pipi.

Pembahasan yang baik menginterpretasikan setiap hasil dalam konteks teoritis yang dipaparkan dalam tinjauan pustaka pada Pengantar. 

10. Simpulan
Hal mendasar dalam simpulan adalah buat pertanyaan “apa hasil yang paling penting dari penelitian ini?” sebelum menuangkannya dalam kalimat. Simpulan biasanya disertai dengan saran akan penelitian selanjutnya

11. Ucapan Terima Kasih
Subbab ini ditulis untuk mereka yang membantu penelitian dan penulisan sampai selesai. Ucapan terima kasih pada lembaga/ instansi, pembimbing,  dan keluarga

12. Daftar Pustaka
Nama pengarang, tahun  terbit, judul buku, nama penerbit, dan kota penerbit.
Contoh:
Buku 
Amstrong, Karen. 1994. A history God. Ballantine Books, New York.

  Jurnal
Small, J.Kenneth. 1997. (judul artikel) The giving of Hostages. (jurnal) Politics and the Life Sciences. (vol dan nomor) 16(1):77-85 (halaman).

  Makalah yang dipresentasikan dalam seminar
Indriati, E. 1999. Molar Patterns on Javanese People. Makalah dipresentasikan pada the Internasional Conference on Paleoanthropology, October 14-19, Beijing.


b. Meskipun definisi dan pengertian yang berbeda-beda, kebanyakan ahli sepakat bahwa tingkah laku altruitis pada manusia adalah tindakan sukarela dengan tujuan untuk kepentingan orang lain, dan lebih merupakan tujuan tingkah laku itu sendiri daripada alat untuk mendapatkan ganjaran dari luar (Bartal, 1976; Mussen dan Eisenberg, 1977; Staub, 1979)

Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebagai pendidik tentu kita tidak lepas dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP, sejauh ini fungsi RPP menjadi perhatian penting bagi guru yang mana peranan RPP yang mestinya jadi acuan saat ini sering terkesampingkan hal itu dikarenakan ada berbagai macam masalah
1. Tidak mengerti cara menggunakan RPP
2. Sengaja dilupakan
3. Menganggap tak penting karena RPP hanya sebuah dokumen Copy Paste.

Perlu kita bersama ketahui dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.



Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi  Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian

Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mencantumkan identitas

  • Nama sekolah
  • Mata Pelajaran
  • Kelas/Semester
  • Alokasi Waktu

Catatan:
RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan

Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam  satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.

A.Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar). Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut :
  • a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD
  • b. keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
  • c. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi Dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar
b. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran

Tujuan Pembelajaran 

Tujuan Pembelajaran berisi  penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan. 

D. Materi Pembelajaran 

Materi pembelajaran  adalah  materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.

E. Metode Pembelajaran/Model Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan dalam setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan : 

a. Pendahuluan 
    Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 
b. Inti 
    Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 
c. Penutup 
    Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. 

G. Sumber Belajar 

Pemilihan  sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.  Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya,  sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

H. Penilaian 

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan  teknik  tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.



Tujuan Pembelajaran Pengayaan Pada Siswa
Apa sih Pembelajaran Pengayaan itu tujuan dan gunanya bagi Guru, seperti contoh Peserta didik  yang telah mencapai kompetensi lebih cepat dari peserta didik lain dapat mengembangkan dan memperdalam kecakapannya secara optimal melalui pembelajaran pengayaan.
Pembelajaran pengayaan dapat diartikan sebagai suatu pengalaman atau kegiatan peserta didik yang telah melampaui persyaratan minimal (KKM) yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan.
Pembelajaran pengayaan memberikan kesempatan bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat serta mengoptimalkan kecakapannya.
Pengayaan merupakan penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi dan lain-lain

Tingkat Kelebihan �Kemampuan Belajar
  •  Belajar lebih cepat
  •  Menyimpan informasi lebih mudah
  •  Keingintahuan yang tinggi 
  •  Berpikir mandiri
  •  Superior dalam berpikir abstrak 
  •  Memiliki banyak minat
Pelaksanaan Pengayaan
Pemberian pengayaan agar tepat sasaran, perlu ditempuh langkah-langkah sistematis yaitu:
  1. mengidentifikasi kelebihan kemampuan  peserta didik;
  2. memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan
TEKNIK IDENTIFIKASI �KEMAMPUAN BERLEBIH PESERTA DIDIK
  • Tes IQ (Intelligence Quotient)
  • Tes inventori
  • Wawancara
  • Pengamatan (observasi)
Jenis Pembelajaran Pengayaan

Kegiatan Eksplorasi
Kegiatan yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud dapat berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.

Keterampilan Proses
Kegiatan yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

Pemecahan Masalah
Program yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif

Bentuk  Pelaksanaan �Pembelajaran Pengayaan
Pembelajaran Berbasis Tema
Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan berbagai disiplin ilmu.

Pemadatan Kurikulum
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi materi yang belum diketahui peserta didik

Penilaian
Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan ini tidak lepas dengan penilaian.  Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan  tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa tetapi cukup dalam bentuk portofolio dan harus dihargai sebagai nilai lebih dari peserta didik yang lainnya 

Sampah Bekas Minuman Gelas Yang Bermanfaat

Melihat disekeliling kita begitu banyak tumpukan bekas minuman gelas yang notabene berbahan plastik, saat ini tak usah diragukan hadirnya minuman gelas yang berbagai macam merk menjelma menjadi favorit baru dari anak-anak dan orang dewasa, jelas saja dengan harga yang relatif murah dan tersajikan berbagai varian rasa membuat minuman gelas ini digemari tua dan muda bahkan tak terkecuali anak Sekolah Dasar.


Minuman gelas yang bisa dibeli di warung-warung terdekat bak primadona baru, dibeli dengan harga murah, rasanya enak namun sering terlupakan sampah dari minuman gelas tersebut ada dimana-mana, karena berbahan plastik maka sulit untuk diuraikan bakteri pengurai, ini sampah modern.

Bagaimana memanfaatkan sampah minuman gelas tersebut menjadi suatu hiasan yang bermanfaat, atau bahasa lainnya mengkreasikan limbah agar bermanfaat lihat tips berikut yang diperagakan anak SDN Kelas 1.

Siapkan alat-alat berikut:
1. Gunting
2. Lilin
3. Korek Api
4. Jarum
5. Silet

Sementara untuk bahan tersedia banyak dilingkungan bekas minuman gelas seperti gambar diatas
Guntinglah sesuai bentuk yang diinginkan dalam hal ini hiasan dinding untuk kelas kami.
Sampah Bekas Minuman Gelas Yang Bermanfaat
Lihat gaya bentuk potongan-potongan motif bunga yang nanti kita satukan agar bisa berbentuk melingkar layaknya bungan yang indah. gunakan silet untuk merapikan potongan-potongan agar lebih rapi dan sesuai motif ideal yang diinginkan.

Selanjutnya nyalakan lilin, dan panaskan jarum pada lilin gunakan pengaman yang baik ya agar saat pegang jarum tidak kepanasan, fungsinya adalah untuk menyatukan potongan-potongan motif yang kita sandingkan agar bisa saling terkait atau terikat sesuai yang kita inginkan lihat foto dibawah
Sampah Bekas Minuman Gelas Yang Bermanfaat


Bagaimana mudah bukan?..namun sangat bermanfaat untuk menyelamatkan lingkungan dan memanfaatkan barang atau limbah yang tak terpakai tentu memiliki nilai guna yang lebih baik.

Simulasi Uji Kompetensi Guru SD Dan TK

UKG atau Uji Kompetensi Guru merupakan bentuk pemetaan dari pemerintah dalam hal ini Kemdikbud, Guru berada pada PNS jabatan fungsional tertentu, dan sudah selayaknya memiliki kelayakan dan syarat tertentu pula.
Contoh simulasi UKG berdasarkan Kisi-Kisi ini kami buat dengan merangkum beberapa contoh soal dan pembahasan pada UKG sebelumnya. meski soal-soal ini hanya perpaduan contoh yang dijadikan referensi namun kalau kita lihat dari tahun ke tahun soal UKG ini tidaklah berbeda jauh.
Soal UKG ini kami himpun dari rekan-rekan guru dan kumpulan yang didapat dari seacrh online goggle, wikipedia dan sebagainya.

Dengan niat kami ingin berbagi dan mengajak para guru terus belajar untuk menghadapi Uji Kompetensi Guru atau UKG...semoga saja simulasi UKG Online ini dapat bernanfaat bagi kita semua.

Simulasi Uji Kompetensi Guru SD Dan TK Berdasarkan Kisi-Kisi

Contoh soal tersedia saat ini untuk simulasi, untuk UKG Guru SD Kelas Rendah maupun kelas tinggi, Guru TK dan pengawas sekolah.   Kami yakin kan soal-soal ini tak cukup hanya berhenti disini, kami akan terus  melakukan update soal pada simulasi UKG Online dengan link dibawah ini.

Dengan cara belajar ini tentu akan lebih mudah, simple dan bisa santai dengan tampilan yang nyaman.
Klik SIMULASI UKG ONLINE 

Dalam teknik penilaian pendidikan ada satu bagian yang sering terdengar karena memang tak asing ditelinga para guru yaitu Pembelajaran Remedial, apa sebenarnya pembelajaran remedial itu, apa hanya sekedar mengulang saja ketika siswa kita tak cukup pada batas kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan.

Jika mungkin kita boleh kembali melihat history atau coba mereview kembali tentang pembelajaran Remedial ini kami reply dari kemdikbud sebagai berikut:

Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian  untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik

Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaian yang berbeda. Oleh karenanya perlu adanya program pembelajaran  remedial (perbaikan)

PRINSIP PEMBELAJARAN REMEDIAL
  • Adaptif
  • Interaktif
  • Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian
  • Pemberian umpan balik sesegera mungkin
  • Pelayanan sepanjang waktu

Apa Sebenarnya Pembelajaran Remedial Itu

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR� PESERTA DIDIK
Kesulitan ringan (kurang perhatian saat mengikuti pelajaran)
Kesulitan sedang (gangguan belajar dari luar peserta didik, misalnya : faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan)
Kesulitan berat (ketunaan pada diri peserta didik misalnya tuna rungu, tuna netra, dan  tuna daksa)

TEKNIK UNTUK MENDIAGNOSIS �KESULITAN BELAJAR
  • Tes prasyarat,
  • Tes diagnosis,
  • Wawancara,
  • Observasi.
PELAKSANAAN REMEDIAL
Pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,  Belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus, pemberian tugas/latihan, belajar kelompok dengan bimbingan alumni atau tutor sebaya,  dan lain-lain, yang semuanya diakhiri dengan ulangan.

TES ULANG
Tes ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan. nilai hasil tes ulang tidak melebihi batas Kriteria Ketuntasan Minimal

Juklak atau petunjuk pelaksana kenaikan pangkat guru dalam jabatan fungsional tertentu
Peraturan baru yang mengatur kenaikan pangkat jabatan fungsional guru (guru dan kepala sekolah) telah terbit, yakni:
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
2. Peraturan Bersama Mendiknas dan Kepala BKN Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tanggal 6 Mei 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Berdasar peraturan bersama ini, disebutkan dalam pasal 42: Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013.

Berikut kutipan sebagian isi Juklak syarat kenaikan pangkat/jabatan guru yang berbeda dengan peraturan sebelumnya
Petunjuk Pelaksana Kenaikan Pangkat Guru

1. III/a ke III/b wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit.

2. III/b ke III/c wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 4 angka kredit.

3. III/c ke III/d wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 6 angka kredit.

4. III/d ke IV/a wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 8 angka kredit.

5. IV/a ke IV/b wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 12 angka kredit.

6. IV/b ke IV/c wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 12 angka kredit (dan harus presentasi di depan tim penilai).

7. IV/c ke IV/d wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah dengan 14 angka kredit.

8. IV/d ke IV/e wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 20 angka kredit.

Terbitnya PERMENPAN dan PERBES Mendiknas dan Ka. BKN ini telah mengukuhkan guru sebagai jabatan fungsional, dimana proses kenaikan pangkat dan jabatan guru yang semula dilakukan secara otomatis dan periodik (per 4 tahun) diubah menjadi berdasarkan angka kredit, sebagaimana pada pasal 16 ayat (1) PERBES No. 14 Tahun 2014 ini disebutkan bahwa "kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan paling singkat 2 tahun dalam pangkat terakhir", sehingga memungkinkan guru untuk dapat mengajukan kenaikan pangkat dan golongan kurang dari 4 tahun.

Walaupun dalam kasus-kasus tertentu, khususnya untuk kenaikan pangkat dari golongan IV.a ke IV.b dan seterusnya, peraturan ini tampaknya menjadi kontra-produktif, karena banyak guru yang terganjal oleh ketentuan yang mewajibkan guru untuk membuat Karya Tulis Ilmiah.

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget