Jika kita ingin mengenali ada begitu banyak terdapat Model-Model Penelitian tindakan Kelas, Bapak/Ibu Guru semua tentu sudah banyak pengalaman dari pengalaman tersebut tentu pula adalah jam terbang, dari situlah bermuara hadirnya PTK disajikan guna melahirkan solus-solusi yang kita sudah dapat sebelumnya. Sebelum kita lebih jauh mengetahui Penelitian Tindakan Kelas pada posting ini kami menyajikan model atau Jenis-Jenis Penelitian Tindakan Kelas.
Terdapat beberapa model PTK yang dapat dikembangkan sesuai masalah yang dihadapi oleh setiap guru. Model-model PTK yang dimaksud diantaranya adalah :
1. Model Kurt Lewin
Model Kurt Lewin merupakan model yang menjadi acuan daripada semua model PTK yang dikembangkan, lantaran Kurt Lewin adalah orang pertama kali yang memperkenalkan Classrom Actions Research (CAR) atau Penelitian Tindakan Kelas. Model Kurt Lewin menetapkan empat langkah dalam PTK, yaitu :perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting).
2. Model Kemmis Mc Targart
Model yang dikemukakan Kemmis & Taggart merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang prinsip antara keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan Kemmis & Taggart dapatmencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai.
3. Model John Elliott
Model John Elliot; apabila dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan).Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa tahap itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya
4. Model Dave Ebbut
Model PTK yang digambarkan oleh Ebbutt menunjukkan bentuk alur kegiatan penelitian. Dimulai dengan pemikiran awal penelitian yang berupa pemikiran tentang masalah yang dihadapi di dalam kelas, penentuanfokus permasalahan berada pada bagian ini. Dari pemikiran awal dilanjutkan dengan pemantauan (reconnaissance), pada bagian pemantauan ini Ebbutt berpendapat berbeda dengan penafsiran Elliot mengenai pemantauannya Kemmis, yang seakan-akan hanya berkaitan dengan penemuan fakta saja(fact finding only).Padahal, menurut Ebbutt pemantauan mencakup kegiatan-kegiatandiskusi, negosiasi, menyelidiki kesempatan, mengakses kemungkinan dan kendala ataumencakup secara keseluruhan analisis yang dilakukan.Berdasarkan pemikiran awal dan pemantauan kemudian dilanjutkan dengan menyusun perencanaan dan berturut-turut dengan kegiatan pelaksanaan tindakan yang pertama, pengawasandan pelaksanaan pemantauan, dan melanjutkan pelaksanaan tindakan kedua. Pada siklus yang digambarkan oleh Ebbutt, dia memberikan pemikiran bahwa jika dalam pelaksanaan dan pemantauan setelah tindakan ada masalah mendasar yang dialami, maka perlu perubahan perencanaan dan kembali melaksanakan bagian siklus tertentu yang telah dijalani.
5. Model Hopkins
Desain ini berpijak pada desain model PTK pendahulunya. Selanjutnya
Hopkins (2011) menyususun desain tersendiri sebagai berikut:
mengambil start – audit – perencanaan konstruk – perencanaan tindakan
(target, tugas, kriteria keberhasilan) – implementasi dan evaluasi: implementasi (menopang komitmen: cek kemajuan; mengatasi problem) – cek hasil – pengambilan stok – audit dan pelaporan.
Sumber: Sukayati.( 2008) Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika,Rofi’udin, A. H. 1996. Rancangan Penelitian Tindakan.
Posting Komentar